Sekolah Jurnalistik PWI Jateng-FH Unissula, Siapkan Mahasiswa Jadi Penulis yang Bertanggung Jawab

Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Tengah (PWI Jateng) bersama Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (FH Unissula)
Sekolah Jurnalistik Angkatan XXIV melalui daring pada Sabtu 6 September 2025.

INFOZONE1.ID- Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Tengah (PWI Jateng) bersama Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (FH Unissula) Semarang kembali memperkuat komitmen kerja sama dalam pengetahuan jurnalistik dan penulisan dengan menggelar Sekolah Jurnalistik Angkatan XXIV melalui daring pada Sabtu 6 September 2025.

Kegiatan yang bertujuan mengasah keterampilan menulis sekaligus membekali pengetahuan tentang etika dan tantangan jurnalistik saat ini, dibuka oleh Dekan FH Unissula Prof Dr Jawade Hafidz SH MH, dan dikuti oleh 102 mahasiswa reguler Fakultas Hukum dan mahasiswa berstatus Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) atau sudah bekerja.

Hadir secara virtual dalam acara pembukaan yang dipandu Alkomari dari Bidang Pendidikan PWI Jateng , Wakil Dekan I FH Unissula Dr Widayati SH MH, Wakil Dekan II Dr Denny Suwondo SH MH. Berikutnya Kaprodi S1 Ilmu Hukum Dr Muhammad Ngazis SH MH, Sekprodi S1 Dr Ida Musofiana SH MH, dan Sekprodi S2 Dini Amalia Fitri SH MH.

Selain Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, dari tim pengajar PWI yaitu Sekretaris Setiawan Hendra Kelana yang pada Sekolah Jurnalistik kali ini mengampu materi UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.

Selanjutnya, Ketua Badan UKW PWI Widiyartono Radyan (Teknik dan Praktik Penulisan Artikel Ilmiah Populer), Bendahara Achmad Zaenal Muttaqin (Konvergensi Media), dan Bidang Advokasi/Hukum Budi Sutomo (Teknik dan Praktik Menulis Pendapat Hukum/Legal Opinion).

Ketua PWI Amir Machmud NS menegaskan, Sekolah Jurnalistik merupakan komitmen bersama PWI dan FH Unissula guna membekali mahasiswa untuk menguasai seni menulis dengan pancaran energi positif yang bisa dipertanggungjawabkan.

Sekolah Jurnalistik, kata Amir, selalu relevan di tengah dinamika dunia pers saat sekarang. Era Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan telah tanpa sadar turut menggerus seni menulis dan berjurnalistik.

”Menulis di media digital dan media massa, tidak hanya diperlukan kompetensi, namun butuh sebuah seni yang dilandasi pancaran energi tanggung jawab. Di situ ada nurani yang berbicara akurasi, verifikasi, dan cover both side atau keseimbangan informasi. PWI sangat menyeriusi sekolah ini sebagai ikhtiar membentuk penulis yang bertanggung jawab,” kata dosen dan penulis buku ilmu jurnalistik itu.

Amir menambahkan, terknologi informasi tak pernah berhenti bergerak. Dan siapa pun yang tergerak untuk menulis, bukan hanya kalangan profesi wartawan, tuntutan akan seni dan pemahaman etika berjurnalistik harus dipunyai oleh mahasiswa, dosen, maupun akademisi. Penulis yang baik, tambah dia, tidak hanya lahir dari dunia wartawan, namun bisa muncul dari dunia kampus.

”Kami sampaikan terima kasih atas kerja samanya. Semoga kegiatan ini mampu memacu mahasiswa FH Unissula mahir menulis sesuai standar berjurnalistik yang mengedepankan etika dan tanggung jawab,” pungkasnya.

Dampak Positif

Sementara itu, Dekan FH Unissula Prof Jawade Hafidz saat membuka acara mengatakan, kerja sama FH Unissula bersama PWI Jateng lewat Sekolah Jurnalistik bisa bertahan hingga angkatan ke-24 merupakan bukti, bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif yang luar biasa bagi mahasiswa.

Kegiatan ini, kata dia, memiliki dua tujuan besar. Pertama, mahasiwa mampu menyerap ilmu dan informasi soal dinamika dunia jurnalistik terkini dari pengajar yang mayoritas wartawan senior. Kedua, selaras dengan UU Pendidikan Tinggi terkait Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia guna membentuk SDM unggul.

Senada dengan Amir Machmud, Prof Jawade juga sepakat bahwa saat ini semua kalangan menghadapi teknologi informasi terutama AI. Karenanya, dia sangat berharap melalui Sekolah Jurnalistik ini mahasiswa mampun berpikir kritis, bijaksana dan punya daya filter tinggi menghadapi banjir informasi.

”Harapan kami, lewat sekolah ini, mahasiswa punya kemampuan teknik menulis, namun juga bijak menghadapi setiap sumber informasi. Bukan tak mungkin, AI berpotensi menyebarkan berita yang jahat,” tambah Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Administrasi Negara Unissula itu.

Jawade juga berharap, kegiatan ini bisa terus berlanjut, dibina, tumbuh, dan dikembangkan. Bahkan ke depan, bisa dirumuskan tentang materi pers global sehingga mahasiswa punya wawasan internasional.

Pelaksanaan Sekolah Jurnalistik berlangsung dialogis. Setiawan Hendra Kelana menyampaikan materi UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Komisioner Komisi Informasi (KI) Provinsi Jateng ini banyak menelaah tentang jumlah dan dinamika media saat ini, etika wartawan dalam bekerja, serta UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik yang mengaturnya.

Sementara Widiyartono mengupas secara detail materi Penulisan Artikel yang bercirikan ditulis dengan nama, topik yang diangkat menyangkut kepentingan orang banyak, diperkuat referensi, serta disajikan dengan bahasa sederhana dan komunikatif.

Pada materi Konvergensi Media, Achmad Zaenal Muttaqin menguliti tentang tranformasi dengan menyitir apa yang disampaikan Bill Kovac, tantangan jurnalisme adalah mempertahankan relevansi di tengah banjir informasi. Peserta dikenalkan tentang peran media arus utama dan media sosial, termasuk penguasa media.

Pada sesi Pendapat Hukum, Budi Sutomo menjabarkan soal Legal Opinion, yaitu pendapat hukum yang berisi analisis, argumentasi dan rekomendasi hukum tentang persoalan hukum yang terjadi di masyarakat. Tujuannya agar klien mendapatkan keputusan dan tindakan yang tepat atas persoalan yang dihadapi.(Red).